Kamis, 09 Agustus 2012

KENAPA LAILATUL QADR DINAMAKAN DEMIKIAN?

Oleh : Nhawadaa Chan di Salaf on Facebook
Dari : Fadhl Ihsan

Para ulama membahas penyebab yang menjadikan lailatul qadr disebut dengan nama demikian. [1] Ada beberapa pendapat dalam hal ini yang uraiannya sebagai berikut.

Pendapat pertama, dinamakan lailatul qadr karena, pada malam itu, Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menakdirkan segala ketentuan yang berkaitan dengan makhluk yang akan terjadi pada tahun itu. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas radhiyallâhu ‘anhu dan sejumlah ulama lain. Sebagian ulama menganggap itu sebagai pendapat kebanyakan ahli tafsir. Pendapat ini bisa dikuatkan dengan firman Allah Subhânahu wa Ta’âlâ,

ﻓِﻴﻬَﺎ ﻳُﻔْﺮَﻕُ ﻛُﻞُّ ﺃَﻣْﺮٍ ﺣَﻜِﻴﻢ

“Pada malam itu, dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad-Dukhân: 4)

Pendapat kedua, dinamakan lailatul qadr karena keagungan dan kemuliaannya. Dalam bahasa Arab, bila dikatakan bahwa si fulan memiliki qadr, berarti dia memiliki kedudukan dan kemuliaan. Demikian pendapat Imam Az-Zuhry rahimahullâh dan selainnya. Pendapat ini bisa dipahami dari firman Allah Subhânahu wa Ta’âlâ,

ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ

“Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Al-Qadr: 3)

Ayat di atas menunjukkan keagungan lailatul qadr bahwa malam itu lebih baik daripada seribu bulan.

Keagungan lailatul qadr ini kembali kepada dua hal:

1. Kembali kepada pelaku. Siapa saja yang mengerjakan amalan ketaatan pada malam itu, dia akan menjadi pemilik keagungan dan kemuliaan.

2. Kembali kepada amalan perbuatan, yaitu setiap amalan ketaatan pada malam itu adalah amalan yang sangat agung dan mulia, yang keutamaan dan kemuliaannya bernilai seribu kali lipat dibanding dengan amalan pada malam lain.

Pendapat ketiga, dinamakan lailatul qadr karena, pada malam itu, bumi menjadi sempit dan sesak oleh para malaikat. Oleh karena itu, kata qadr dalam hal ini bermakna penyempitan. Pendapat ini bisa dikuatkan oleh sabda Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang lailatul qadr,

ﺇِﻧَّﻬَﺎ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺳَﺎﺑِﻌَﺔٍ ﺃَﻭْ ﺗَﺎﺳِﻌَﺔٍ ﻭَﻋِﺸْﺮِﻳﻦَ ﺇﻥَّ ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔَ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻠَﺔَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﻣِﻦ ﻋَﺪَﺩِ ﺍﻟْﺤَﺼَﻰ

“Sesungguhnya (lailatul qadr) itu (berada pada) malam kedua puluh tujuh atau kedua puluh sembilan, dan sesungguhnya para malaikat di muka bumi pada malam itu lebih banyak daripada jumlah batu-batu kerikil.” [2]

Al-Hâfizh Ibnu Hajar menyebutkan sisi lain dari keterkaitan lailatul qadr dengan makna penyempitan, yaitu lailatul qadr terkesan sempit karena penentuannya adalah hal yang tersembunyi, tidak dipastikan.

Pendapat keempat, dinamakan lailatul qadr karena, pada malam itu, Allah menurunkan Al-Qur`an yang merupakan kitab yang penuh dengan keagungan dan kemuliaan.

Demikian beberapa pendapat ulama yang, jika diperhatikan secara saksama, tidaklah saling bertentangan, bahkan seluruh kandungan pendapat itu menunjukkan keagungan dan kemuliaan lailatul qadr.

Catatan kaki:
[1] Tentang pembahasan ini, silakan membaca Al-I’lâm bi Fawâ`id ‘Umdatul Ahkâm 5/391-393, Fathul Bâry 4/255 karya Ibnu Hajar, Kasyful Litsam 4/26-27, dan selainnya.

[2] Dikeluarkan oleh Ath-Thayâlisy, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan Abu Ya’la dari hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albany rahimahullâh dalam Silsilah Al-Ahâdits Ash-Shahîhah no. 2205.

Sumber: http://dzulqarnain.net/sebab-penamaan-lailatul-qadr.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar