Oleh : Abu Ayaz di Salaf on Facebook
Oleh : Muhammad bin Jamil Zainu
Alkisah pada masa lampau, setiap kali jama'ah haji dari Indonesia dan
melayu pada umumnya, sedang dalam perjalanan antara Makkah dan Madinah,
bilamana tiba waktu shalat, mereka melakukan shalat bersama kafilah di
padang pasir. Biasanya, sang imam shalat, yang tidak lain adalah pemilik
hewan-hewan kendaraan dalam kafilah tersebut, setelah salam, mengusap
debu yang menempel di dahinya. Lalu para jamaah pun melakukan hal yang
sama dan menjadikan kebiasaan yang terus dipelihara hingga kepulangan
mereka ke tanah air.
Maka tidak heran jika kita perhatikan,
seringkali kita jumpai orang yang mengusap wajahnya tepat setelah
selesai salam dalam shalat. Namun jika kita tanya, apa yang menjadi
landasan mereka dalam mengusap wajah setelah salam tersebut, kiranya
akan di jawab bahwa demikianlah yang ia jumpai sehari-hari yang
dilakukan banyak orang, lalu iapun melakukan hal yang sama.
[Disalin dari Muqaddimah buku "Salah Kaprah Dalam Beragama menurut Al
Qur'an dan As Sunnah", oleh Muhammad Bin Jamil Zainu, Griya Ilmu
Jakarta]
Alkisah pada masa lampau, setiap kali jama'ah haji dari Indonesia dan melayu pada umumnya, sedang dalam perjalanan antara Makkah dan Madinah, bilamana tiba waktu shalat, mereka melakukan shalat bersama kafilah di padang pasir. Biasanya, sang imam shalat, yang tidak lain adalah pemilik hewan-hewan kendaraan dalam kafilah tersebut, setelah salam, mengusap debu yang menempel di dahinya. Lalu para jamaah pun melakukan hal yang sama dan menjadikan kebiasaan yang terus dipelihara hingga kepulangan mereka ke tanah air.
Maka tidak heran jika kita perhatikan, seringkali kita jumpai orang yang mengusap wajahnya tepat setelah selesai salam dalam shalat. Namun jika kita tanya, apa yang menjadi landasan mereka dalam mengusap wajah setelah salam tersebut, kiranya akan di jawab bahwa demikianlah yang ia jumpai sehari-hari yang dilakukan banyak orang, lalu iapun melakukan hal yang sama.
[Disalin dari Muqaddimah buku "Salah Kaprah Dalam Beragama menurut Al Qur'an dan As Sunnah", oleh Muhammad Bin Jamil Zainu, Griya Ilmu Jakarta]
ora penting di bahas pak lik..
BalasHapusitu sama dengan ketika selesai shalat ada yang duduk bersila, ada yang duduk sama dgn saat dia duduk dalam sholat, ada yang duduk dengan cara menduduki ke dua kakinya...dll
yang anda tulis disini tidak ada substansinya didalam tatacara beribadah...
mbok mbahas yg lebih mencerdaskan..