Oleh : Abu Asma Andre di Salaf on Facebook
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
إن الحمد
لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا
من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله
وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ
يَآ
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً
كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ
وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً
يَا
أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً .
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن
يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً
أما بعد: فإن أصدق الكلام كلام الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.
Pendahuluan :
Telah
menjadi masyhur dikalangan penuntut ilmu bahwa As Salafus Shalih
meninggalkan majelis ilmu dibulan Ramadhan dan menyibukkan diri dengan
membaca Al Qur-an. Perkara ini diriwayatkan dari tiga orang ulama salaf,
yaitu Imam Az Zuhri dan beliau adalah seorang tabi'in, kemudian Imam
Sufyan Ats Tsauri dan Imam Malik bin Anas dimana mereka berdua adalah
tabiut tabi'in, sepanjang pencarian saya - tidaklah dijumpai hal
tersebut dilakukan oleh shahabat radhiallahu anhum.Sebenarnya
bagaimanakah duduk perkara dalam masalah ini, insyaAllah - tulisan
ringkas berikut ini berusaha untuk mendudukkan masalahnya.
As Salaf Dan Majelis Ilmu Di Bulan Ramadhan
Permasalahan
ulama as salaf meninggalkan majelis ilmu di bulan Ramadhan dan
menyibukkan diri untuk membaca Al Qur-an disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu
Rajab rahimahullah ( wafat tahun 795 H ) dalam kitabnya Lathaiful
Ma'arif hal 318 (1)
كان الزهري إذا دخل رمضان يقول : إنما هو قراءة القرآن و إطعام الطعام
Bahwa
Az Zuhri apabila masuk bulan Ramadhan beliau berkata : " Sesungguhnya
bulan ini adalah bulan untuk membaca Al Qur-an dan memberi makan orang
yang membutuhkan makanan."
قال ابن الحكم : كان مالك إذا دخل رمضان يفر من قراءة الحديث و مجالسة أهل العلم
Berkata
Ibnu Al Hakam : " Bahwasanya Malik ( bin Anas - pent ) apabila masuk
bulan Ramadhan meninggalkan membaca hadits dan majelis ahli ilmu."
قال عبد الرزاق : كان سفيان الثوري إذا دخل رمضان ترك جميع العبادة و أقبل على قراءة القرآن
Berkata
Abdurrazaq : " Bahwa Sufyan Ats Tsauri apabila masuk bulan Ramadhan
meninggalkan seluruh ibadah dan menghadapkan diri untuk membaca Al
Qur-an."
Didalam kitab tersebut Al Hafidz Ibnu rajab
rahimahullah tidak menyebutkan sanadnya, akan tetapi Al Hafidz Ibnu
Abdil Barr rahimahullah dalam kitab At Tamhid (6/111) menyebutkan dengan
sanadnya sebagai berikut :
حدثنا خلف بن أحمد حدثنا أحمد بن سعيد
قال : سمعت عبدالله ابن جعفر أبا القاسم القزويني يقول : سمعت طاهر بن خالد
بن نزار يقول :سمعت أبي يقول سمعت القاسم بن مبرور يقول : سمعت يونس بن
يزيد يقول :كان ابن شهاب إذا دخل رمضان فإنما هو تلاوة القرآن وإطعام
الطعام
Telah menceritakan kepada kami Khalaf bin Ahmad, telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Sa'id berkata : Aku mendengar
Abdullah bin Ja'far Abal Qasim Al Qazwanii berkata : Aku mendengar
Thahir bin Khalid bin Nazaar berkata : Aku mendengar ayahku berkata :
Aku mendengar Al Qasim bin Mabruur berkata : Aku mendengar Yunus bin
Yazid berkata : " Adalah Ibnu Syihab ( Imam Az Zuhri - pent ) apabila
masuk bulan Ramadhan beliau hanya membaca Al Qur-an dan memberi makan
orang yang membutuhkan."
Sanad riwayat ini lemah
dikarenakan didalamnya ada seseorang yang bernama عبد الله بن محمد بن
جعفر أبو القاسم القزويني ( Abdullah bin Muhammad bin Ja'far Abal Qasim
Al Qazwanii ), tentangnya berkata Al Hafidz Ibnu Asakir rahimahullah
didalam Taarikh Damsyiq (32/169) :
قال ابن المقرئ هكذا حدثنا هذا الشيخ ورأيت اصحابنا ضعفوه بعد كتابنا عنه والله اعلم
"
Berkata Ibnu Muqri : Seperti inilah, telah menceritakan kepada kami
Syaikh ini ( maksudnya Abdullah bin Muhammad - pent ) dan kami lihat
shahabat - shahabat kami melemahkannya setelah menulis darinya, wallahu
'alam."
Didalam kitab Sualat Al Hakim li Daraquthni ( hal 115 ) :
سألت أبا الحسن عن عبد الله بن محمد بن جعفر القزويني المحدث بمصرفقال : كذاب يضع الحديث
"
Aku bertanya kepada Abal Hasan tentang Abdullah bin Muhammad bin Ja'far
Al Qazwanii muhadits di Mesir, dia berkata : " Pendusta dan
ditinggalkan haditsnya."
Maka kita katakan : riwayat
tentang Al Imam Az Zuhri rahimahullah diatas ( yang dibawakan oleh Al
Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah )adalah minimal lemah, apabila tidak mau
dikatakan palsu, wallahu 'alam.
Adapun dengan Imam Malik
bin Anas rahimahullah, terdapat atsar yang dibawakan oleh Al Imam Al
Mizzi rahimahullah dalam Tahdzibul Kamal (2/397) : Berkata Abdullah bin
Al Husain Al Mashihsi saya mendengar Abdullah bin Yusuf berkata : Saya
hadir dimajelis sima Al Muwatha dan mendengarnya dari Malik ditempat Al
Hunaini sebanyak dua kali, aku dan Abu Masyhar mendengarkannya. Adapun
Al Hunaini apabila masuk bulan Ramadhan meninggalkan mendengarkan
hadits. Maka berkata kepadanya Malik :
يا أبا يعقوب ، لم تترك سماع الحديث في رمضان ؟إن كان فيه شيء يكره في رمضان ، فهو في غير رمضان يكره ؟
"
Wahai Aba Ya'qub : engkau tinggalkan mendengarkan hadits dibulan
Ramadhan ? apabila hal tersebut adalah sesuatu yang dibenci pada bulan
Ramadhan maka diluar bulan Ramadhan pun hal tersebut dibenci."
Berkata
Al Hunaini : " Wahai Abu Abdillah, aku menyukai tidak disibukkan dengan
sesuatu apapun didalamnya kecuali dengan diriku."
Akan
tetapi atsar yang dibawakan oleh Al Imam Al Mizzi rahimahullah ini ada
cela didalamnya, dimana rawi yang bernama Abdullah bin Al Husain Al
Mashishi dikatakan oleh Al Imam Ibnu Hibban rahimahullah didalam
kitabnya Al Majruuhiin :
كَانَ يَقْلِبُ الأَخْبَارَ وَيَسْرِقُهَا، لاَ يَجُوْزُ الاحْتِجَاجُ بِهِ إِذَا انْفَرَدَ
" Bahwa dia membolak balikkan khabar dan mencurinya, tidak diperbolehkan berhujjah dengannya apabila dia menyendiri."
Kita
katakan : apabila atsar yang dibawakan oleh Al Imam Al Mizzi ini
shahih, maka bertentangan dengan apa yang dibawakan oleh Al Hafidz Ibnu
Rajab rahimahullah, dimana dalam atsar ini secara zhahir Al Imam Malik
membenci meninggalkan majelis hadits dibulan Ramadhan. Dan didalamnya
berlaku qiyas yang shahih, yakni apabila perbuatan tersebut adalah
ketaatan diluar bulan Ramadhan, maka didalam bulan Ramadhan juga
merupakan sebuah ketaatan, akan tetapi atsar yang dibawakan oleh Al Imam
Al Mizzi ini tidak shahih. Lalu apakah atsar yang dibawakan tentang
Imam Malik oleh Al Hafidz ibnu Rajab shahih ? maka kita katakan : atsar
tersebut tidak shahih dikarenakan Ibnul Abdil Hakam tidaklah bertemu
dengan Imam Malik. Wallahu 'alam.
Agar tidak menimbulkan salah paham, maka ada beberapa hal yang semestinya dibawakan :
Pertama :
Tidak
diragukan lagi disisi kaum muslimin tentang keutamaan Al Qur-an dan
keutamaan membaca Al Qur-an diluar bulan Ramadhan maupun dibulan
Ramadhan, Al Imam Abu Ubaid Qassim bin Sallam rahimahullah berkata dalam
kitabnya Fadhail Qur-an ( hal 234 ) :
حدثنا حجاج ، عن شعبة ، عن محمد بن ذكوان ، عن عبد الرحمن بن عبد الله بن مسعود ، عن أبيه ، أنه كان يقرأ القرآن في رمضان في ثلاث
Telah
menceritakan kepada kami Hajjaj dari Syubah dari Muhammad bin Dzakwan
dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud dari ayahnya bahwa beliau (
Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu - pent ) membaca Al Qur-an dibulan Ramadhan
sebanyak tiga kali.
Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata didalam kitabnya Fadhail Qur-an :
ولهذا يستحب إكثار تلاوة القرآن فى شهر رمضان لأنه ابتدئ بنزوله ولهذا كان جبريل يعارض به رسول الله فى كل سنة فى شهر رمضان
"
Dan beginilah, disukai memperbanyak membaca Al Qur-an didalam bulan
Ramadhan, dikarenakan bulan diturunkannya permulaan dari Al Qur-an, dan
Jibril mendatangi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam untuk disetiap
tahun di bulan Ramadhan."
Al Imam Ibnul Qayyim
rahimahullah berkata dalam Miftah Daaris Sa'adah ( 1/74 ) : " Dan telah
tetap didalam sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : خيركم من
تعلم القرآن وعلمه ( Sebaik - baik kalian adalah yang mempelajari Al
Qur-an dan mengajarkannya. ), mempelajari Al Qur-an dan mengajarkannya
adalah mempelajari huruf- huruf dan makna-maknanya, dan yang paling
mulianya dalam cabang ilmu Al Qur-an adalah pemahaman dan maksud
darinya..."
Tidak diragukan lagi bahwa mempelajari As Sunnah adalah sarana terbesar didalam memahami Al Qur-an.
Kedua :
Didalam
atsar yang tersebut diatas dikatakan bahwa Al Imam Sufyan Ats Tsauri
rahimahullah apabila masuk bulan Ramadhan meninggalkan seluruh ibadah
dan menghadapkan diri untuk membaca Al Qur-an, hal ini - apabila shahih
sanadnya sampai kepada beliau - maka haruslah dipahami bahwa yang beliau
tinggalkan adalah ibadah-ibadah yang secara asal muasal adalah perkara
mubah yang diniatkan untuk bertaqarub kepada Allah subhanahu wata'ala.
Ketiga :
Al
Imam Al Bukhari rahimahullah meriwayatkan dengan sanad sampai kepada
Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu dimana beliau berkata :
كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ
بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ
جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ
فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ
عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ
الْمُرْسَلَةِ
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang
paling lembut (dermawan) dalam segala kebaikan. Dan kelembutan Beliau
yang paling baik adalah saat bulan Ramadhan ketika Jibril alaihissalam
datang menemui Beliau. Dan Jibril alaihissalam datang menemui Beliau
pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur-an) hingga
Al Qur-an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Apabila Jibril alaihissalam datang menemui Beliau, maka Beliau adalah
orang yang paling lembut dalam segala kebaikan melebihi lembutnya angin
yang berhembus."
Al Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah berkata dalam Lathaiful Ma'arif ( hal 171 ) :
فدل هذا على أنه - صلى الله عليه وسلم - أجود بني آدم على الإطلاق
" Berdasarkan ini bahwasanya beliau shalallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang paling dermawan secara mutlak."
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata didalam kitabnya Madarijus Salikin (2/292):
الجود بالعلم وهو من أعلى مراتب الجود والجود به أفضل من الجود بالمال لأن العلم أشرف من المال
Dermawan
didalam ilmu adalah lebih tinggi kedudukannya dibanding dermawan
didalam harta dan lebih utama, dikarenakan ilmu lebih mulia daripada
harta."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata didalam Majmu Fatawa ( 4/42 ) :
كما
أن لله ملائكة موكلة بالسحاب والمطر فله ملائكة موكلة بالهدى والعلم هذا
رزق القلوب وقوتها وهذا رزق الأجساد وقوتها قال الحسن البصري في قوله
تعالى ومما رزقناهم ينفقون } قال إن من أعظم النفقة نفقة العلم أو نحو هذا
الكلام
" Sebagaimana Allah menjadikan Malaikat yang mengurusi
awan dan hujan, begitu pula Allah menjadikan Malaikat sebagai pembawa
hidayah dan ilmu - inilah rezeki bagi hati dan kekuatannya, sedangkan
yang lain ( awan dan hujan - pent ) adalah rezeki bagi jasad-jasad dan
kekuatannya, sebagaimana perkataan Al Hassan Al Bashri ketika
menafsirkan firman Allah Ta'ala : " Dan sebagian dari rezeki mereka
infakkan.", berkata beliau rahimahullah : " Diantara sebesar - besarnya
infaq adalah berinfaq dengan ilmu." atau seperti itulah ucapan beliau.
Keempat :
Dinegeri
kami ( Indonesia ) ramai diakhir bulan Syaban, sebagian kaum menutup
majelisnya ( yang katanya majelis ilmu ) dengan istilah " Tawaquf
Ramadhan ", kemudian dapat dijumpai sebagian besar diantara mereka
setelah selesai shalat tarawih dan sebelum witir bersemangat untuk
memberi " nasihat ", maka apakah ini bukanlah bentuk lain dari apa yang
mereka tinggalkan ? sedangkan status ceramah didalam shalat tarawih -
pun, masih dalam perdebatan, dan yang kuat disisi saya adalah tidak
disyariatkan, wallahu 'alam.
Kelima :
Masyhur
didalam sejarah bahwa terjadi beberapa peperangan dibulan Ramadhan dan
juga Fathul Makkah, maka apabila jihad badani disyariatkan dibulan
Ramadhan maka jihad ilmu juga disyariatkan dibulan Ramadhan, dikarenakan
kedudukannya yang lebih tinggi dan lebih mulia.
Ketika
menjelaskan kedudukan ilmu dibanding pedang ( jihad ) berkata Syaikh
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah dalam Kitabul Ilmi ( hal 8 -
Cet Maktabah Tauqifiyyah ) : " Ilmu lebih utama dari seluruh amal
shalih, dan ilmu lebih mulia dari seluruh ibadah sunnat, ilmu merupakan
cabang dari jihad di jalan Allah, dan sesungguhnya agama Allah tegak
dengan dua hal :
1. Ilmu dan penjelasan.
2. Perang dan
pedang, dan tidaklah tegak agama Allah kecuali dengan dua hal ini, dan
yang pertama lebih didahulukan dari yang kedua.
Dan
seperti itu, membantah ahlul bid'ah didalam bulan Ramadhan disyariatkan,
Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata didalam Fathul Bari (12/34) :
قال
ابن هبيرة وفي الحديث أن قتال الخوارج أولى من قتال المشركين والحكمة فيه
أن في قتالهم حفظ راس مال الاسلام وفي قتال أهل الشرك طلب الربح وحفظ رأس
المال أولى
Berkata Ibnu Hubairah didalam hadits tentang memerang
Al Khawarij lebih utama dari memerangi orang musyrikin, hikmahnya adalah
didalam memerangi mereka ( hal tersebut - pent ) merupakan usaha untuk
menjaga perbendaharaan agama Islam dan didalam memerangi pelaku
kesyirikan ( hal tersebut - pent ) adalah usaha untuk mengambil
keuntungan, sedangkan memelihara modal lebih diutamakan.
Imam
Al Khathib Al Baghdadi rahimahullah berkata didalam Syarfu Ashab Al
Hadits ( hal 225 ) : " Mempalajari hadits pada zaman ini lebih utama
dari seluruh ibadah sunnat, dikarenakan dengan mempelajarinya akan
menghidupkan sunnah dan dengannya akan tampak bid'ah dan memeranginya."
Keenam :
As
Salaf, telah maklum disisi mereka - mereka menuntut ilmu pada bulan
Ramadhan, berikut ini akan saya bawakan beberapa saja diantaranya :
Berkata
Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah didalam kitab indahnya Siyaru 'Alam An
Nubala (12/88) ketika menceritakan tentang biografi Yahya bin Muhammad
bin Yahya Adz Dzuhaili - dan beliau adalah salah seorang perawi Al Imam
Ibnu Majah - : " Saya mendengar Muhammad bin Shalih berkata : " Saya
menghadiri akhir majelis imla disisi Yahya bin Muhammad pada bulan
Ramadhan tahun 267 H. "
Didalam Kitab Fadhail Shahabah
karya Al Imam Ad Daraquthni rahimahullah beliau berkata : " Telah
mengkhabarkan kepada kami seorang Syaikh yang shalih Abu Bakr Mismaar
bin 'Umar bin Muhammad bin Al 'Uwaisy ...( dan Imam Ad Daraquthni
menyebutkan sanadnya ) yang berkata : " Telah mengkhabarkan kepada kami
Abul Hassan Ali bin Umar bin Ahmad bin Mahdi Ad Daraquthni Al Hafidz,
dia membacakan kepadaku dan aku mendengar darinya pada hari selasa di
setiap pekannya pada bulan Ramadhan tahun 386 H."
Al Imam
Al Khalal rahimahullah berkata didalam kitabnya Al Majalisul Asyrah (
hal 30 ) : " Telah menceritakan kepadaku Hassan bin Muhammad - Asy
Syaikh Al Hafidz - yang mana beliau mengimlakan pelajarannya dihari
jumat, setelah selesai shalat jumat dan bukan hanya sekali di bulan
Ramadhan tahun 438 H di Masjid Al Manshur."
Dan banyak
contoh lain dari As Salafus Shalih maupun imam - imam kaum muslimin yang
menunjukkan akan adanya belajar dan mengajar ilmu syar'i di bulan
Ramadhan, tiga contoh diatas insya Allah mencukupi.
Kesimpulan :
Sampai
saat ini belum ditemukan sanad yang shahih dari para imam dimana mereka
meninggalkan majelis ilmu di bulan Ramadhan dan memfokuskan diri untuk
membaca Al Qur-an, dan disana terdapat perbuatan dari para Imam
Ahlussunnah dimana mereka menghadiri dan mempelajari ilmu pada bulan
Ramadhan.
Maka dengan adanya bulan Ramadhan tidaklah
menghalangi seseorang untuk mempelajari ilmu syariat diatas pemahaman
yang benar, dan inilah hukum asalnya. Adapun apabila seseorang hendak
memfokuskan diri untuk membaca Al Qur-an dan mempelajari makna dan
tafsirnya dibulan Ramadhan hal tersebut tidak mengapa bahkan lebih
utama, wallahu 'alam.
Inilah yang Allah azza wa jalla
mudahkan untuk saya kumpulkan, dan kebenaran adalah harta berharga yang
terus berusaha dicari dan sikap keras dan menolak untuk menerima al haq
adalah sebuah kejumudan dan kekeliruan dalam cara bersikap, maka nasihat
dan masukan dari ikhwan dan akhwat yang membangun dan penuh hikmah
adalah pemberian berharga yang patut untuk diterima.
Abu Asma Andre
Ciangsana - Cileungsi
20 - 25 Syaban 1433 H
سبحانك اللهم وبحمدك اشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
Catatan Kaki :
1. Kitab ini bisa diunduh di : http://www.4shared.com/office/K6exprNm/__online.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar